Kiamat, Allah Ta’ala berfirman, “Adalah hari, yang
mana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada
Allah dengan hati yang selamat.” (QS. As-Syu’ara: 88-89).
Hati yang selamat didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah, dan dari setiap syubhat (keraguan), ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran. Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabb-nya. Ia tidak beribadah kepada-Nya, enggan menjalankan perintah-Nya, atau tidak menghadirkan sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya. Hati seperti itu selalu berjalan bersama dengan hawa nafsu dan kenikmatan duniawi, walaupun itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia tidak peduli kepada keridhaan dan kemurkaan Allah. Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada “kehidupan”, dan kadang-kadang pula cenderung kepada “penyakit”. Padanya terdapat kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah, yang merupakan sumber kehidupan. Namun padanya pula ada kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, hasad, kibr (sombong), dan sifat ujub (tinggi hati), yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Ia ada di antara dua penyeru; penyeru kepada Allah, rasul, hari Akhir, dan penyeru kepada kehidupan duniawi (Utami, 2012).
Hati yang selamat didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah, dan dari setiap syubhat (keraguan), ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran. Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabb-nya. Ia tidak beribadah kepada-Nya, enggan menjalankan perintah-Nya, atau tidak menghadirkan sesuatu yang dicintai dan diridhai-Nya. Hati seperti itu selalu berjalan bersama dengan hawa nafsu dan kenikmatan duniawi, walaupun itu dibenci dan dimurkai Allah. Ia tidak peduli kepada keridhaan dan kemurkaan Allah. Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada “kehidupan”, dan kadang-kadang pula cenderung kepada “penyakit”. Padanya terdapat kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakkal kepada Allah, yang merupakan sumber kehidupan. Namun padanya pula ada kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, hasad, kibr (sombong), dan sifat ujub (tinggi hati), yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Ia ada di antara dua penyeru; penyeru kepada Allah, rasul, hari Akhir, dan penyeru kepada kehidupan duniawi (Utami, 2012).
Hati, yang pernah
disabdakan oleh Rasulullah dalam sebuah haditsnya, berbunyi: "Sesungguhnya dalam jasad manusia itu terdapat segumpal daging, apabila
ia baik, maka baik pulalah seluruh anggota tubuhnya, dan apabila ia rusak, maka
rusak pulalah seluruh jasadnya, ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah
hati" (HR. Bukhari-Muslim). Sering dalam bahasa sehari-hari kita memahami bahwa hati adalah bagian
tubuh yang disebut dalam bahasa arabnya Al Kibdah. Pada hal dalam Al
Qur’an dan sunnah serta penjelasan para ulama yang disebut hati adalah
yang disebut jantung dalam bahasa kita sehari-hari. Maka oleh sebab itu
penyakit serangan jantung dalam bahasa Arab disebut saktatul Qalb (Effendi, 2012; Musra, 2010). Oleh karena itu, bisa disebut hati dalam hal
ini adalah jantung. Jantung tempat sumber pemompaan darah ke seluruh tubuh.
Kesehatan tubuh tergantung atas kandungan darah seseorang.
Di dalam
kategori olah raga, latihan di “Sinar Putih” termasuk olahraga anaerobik (tanpa atau dengan terbatas jumlah oksigen),
yaitu latihan membangun kekuatan dan fleksibilitas tubuh yang bertujuan
menjadikan otot dan tulang yang lebih kuat pada jasad kasar yang dicapai dari
ketenangan jiwa. Sangat berseberangan dengan olahraga aerobic (penuh oksigen), olah raga
pernapasan dilakukan dengan menggerakkan otot/badan tanpa menghirup udara luar
(bernafas) (Nasution, 2008). Dengan menahan napas atau bernapas halus, oksigen
dalam paru-paru terbatas jumlahnya sehingga darah dari jantung menuju paru-paru
terpolarisasi untuk mengambil oksigen yang terbatas jumlahnya di paru-paru
seperti barisan rapi lagi antri, hemoglobin membentuk barisan kepala di depan
ekor di belakang. Polarisasi ini yang menyebabkan munculnya sifat biomagnetisme
darah (Hendrajaya, 2012). Sedang, jurus adalah programnya.
Penulis jadi ingat saat masih kecil sering bermain menggosokkan penggaris dari mika ke atas kepala dengan searah. Beberapa saat penggaris itu jadi bersifat magnetis karena ionnya terpolarisasi. Penggaris tersebut dapat menarik sobekan kertas kecil di atas meja berterbangan dan menempel pada penggaris itu. Obeng yang tidak bersifat magnetis dapat kita pakai untuk menarik sekrup atau paku menjadi melekat setelah kita gosok gosok searah pada batang magnit, ini semua karena ion yang ada pada bahan yang terpolarisasi akan bersifat magnetis. Darah dalam tubuh manusia juga begitu. Dengan berlatih pernapasan yang rutin darah akan menjadi magnetis karena terpolarisasi. semakin lama semakin kuat daya magnetisnya. Dalam keadaan berhadapan dengan manusia lain yang peka akan saling pental kalau kebetulan muatan positif dengan positif biomagnetnya berdekatan, akan tertarik mendekat kalau berlawanan muatan, akan memutar kalau terkena arah samping.
Jika Anda merasa sakit hati atau bahagia, bagian mana dari tubuh Anda yang merasakan hal itu? Sebagian orang secara seragam akan menunjukkan pada bagian dada bagian kiri atas. Ketika sedang sangat sedih atau sakit hati, bagian tubuh tersebut terasa sesak dan sempit. Bahkan, Anda secara nyata mengalami sesak nafas jika sedang mengalami emosi seperti marah atau terluka. Begitu juga ketika Anda jatuh cinta. Bagian tersebut berdegup kencang, memompakan darah lebih kuat sehingga wajah Anda sedikit memerah, sehingga orang melihat Anda ‘berbinar-binar”. Organ itu kita sebut jantung. Namun, dalam bahasa sehari-hari, kita menyebutnya sebagai hati. Kita bilang ‘sakit hati’ kita akan menunjuk ke arah jantung, bukan ke arah liver atau yang dikenal dengan hepar atau hati (Ahmada Consulting, 2012).
Dalam kajian disiplin neurokardiologi, menunjukkan bahwa jantung adalah organ sensori yang rumit dan menjadi pusat penerimaan dan pengolahan informasi. Sistem saraf dalam jantung memungkinkannya untuk mempelajari, mengingat dan memiliki fungsi pengambilan keputusan yang berbeda dari bagian otak. Berbagai eksperimen menunjukkan tanda-tanda jantung mengirimkan sinyal yang mempengaruhi otak dalam menjalankan fungsi luhur otak yang berpusat pada persepsi, cara berpikir dan mengolah emosi (Ahmada Consulting, 2012).
Jantung mengkomunikasikan informasi, ke otak dan seluruh tubuh melalui interaksi medan elektromagnetik. Jantung, menghasilkan ritme medan elektromagnetik yang jauh lebih powerful dan luas. Dibandingkan dengan medan elektromagnetik yang dihasilkan otak, komponen elektrikal di jantung 60 kali lebih besar dalam amplitudo dan menembus setiap sel di seluruh tubuh. Komponennya 5000 kali lebih kuat daripada otak. Aktivitas gelombang ini dapat dideteksi dengan alat magnetometer yang sensitif dalam radius sekitar 2,5 meter dari tubuh. Sebuah studi memperjelas kondisi ini, bahwa kondisi perasan seseorang dikomunikasikan ke seluruh tubuh melalui gelombang elektromagnetik. Ada sebuah bagian medan energi seluas 2,5 cm di jantung, yang dideteksi sebagai pusat gelombang elektromagnetik tersebut (Ahmada Consulting, 2012).
Jantung, penulis duga, berperan sebagai alat pencampur (mixer) frekuensi dari qelombang pembawa (carrier) nya yang adalah gelombang bioelektromagnetik yang dimunculkan oleh darah yang bersifat magnetis dan gelombang yang dimunculkan oleh kehedak yang dicampur dalam jantung (Gambar1). Ini mirip cara kerja mixer gelombang radio. Gelombang pembawa (darah) dicampur dengan gelombang kehendak menjadi pengurangan frekuensi atau penjumlahan frekuensi dari keduanya. Proses ini terjadi di dalam jantung. Sebagai contoh, gelombang pembawa sebesar 7 MHz dicampur dengan gelombang suara setelah menjadi IF, misalnya 0,455 MHz, setetah dicampur, akan muncul frekuensi 6.545 MHz dan 7.455 MHz yang dapat diterima oleh stasiun penerima. Begitu juga frekuensi pembawa (darah terpolarisasi) dan kehendak dicampur di jantung. Setelah itu, salah satu frekuensi yang muncul dikuatkan menjadi berimbas keluar karena kuat signalnya. "Everything is energy and that's all there is to it. Match the frequency of the reality you want and you cannot help but get that reality. It can be no other way. This is not philosophy. This is physics" Albert Einstein. Kehendak juga energi yang bervibrasi pada frekuensi tertentu. Jadi, implikasi praktisnya, dengan latihan yang rutin, kehendak yang kuat dan konsentrasi, kita akan memperoleh manfaatnya.
Penulis jadi ingat saat masih kecil sering bermain menggosokkan penggaris dari mika ke atas kepala dengan searah. Beberapa saat penggaris itu jadi bersifat magnetis karena ionnya terpolarisasi. Penggaris tersebut dapat menarik sobekan kertas kecil di atas meja berterbangan dan menempel pada penggaris itu. Obeng yang tidak bersifat magnetis dapat kita pakai untuk menarik sekrup atau paku menjadi melekat setelah kita gosok gosok searah pada batang magnit, ini semua karena ion yang ada pada bahan yang terpolarisasi akan bersifat magnetis. Darah dalam tubuh manusia juga begitu. Dengan berlatih pernapasan yang rutin darah akan menjadi magnetis karena terpolarisasi. semakin lama semakin kuat daya magnetisnya. Dalam keadaan berhadapan dengan manusia lain yang peka akan saling pental kalau kebetulan muatan positif dengan positif biomagnetnya berdekatan, akan tertarik mendekat kalau berlawanan muatan, akan memutar kalau terkena arah samping.
Jika Anda merasa sakit hati atau bahagia, bagian mana dari tubuh Anda yang merasakan hal itu? Sebagian orang secara seragam akan menunjukkan pada bagian dada bagian kiri atas. Ketika sedang sangat sedih atau sakit hati, bagian tubuh tersebut terasa sesak dan sempit. Bahkan, Anda secara nyata mengalami sesak nafas jika sedang mengalami emosi seperti marah atau terluka. Begitu juga ketika Anda jatuh cinta. Bagian tersebut berdegup kencang, memompakan darah lebih kuat sehingga wajah Anda sedikit memerah, sehingga orang melihat Anda ‘berbinar-binar”. Organ itu kita sebut jantung. Namun, dalam bahasa sehari-hari, kita menyebutnya sebagai hati. Kita bilang ‘sakit hati’ kita akan menunjuk ke arah jantung, bukan ke arah liver atau yang dikenal dengan hepar atau hati (Ahmada Consulting, 2012).
Dalam kajian disiplin neurokardiologi, menunjukkan bahwa jantung adalah organ sensori yang rumit dan menjadi pusat penerimaan dan pengolahan informasi. Sistem saraf dalam jantung memungkinkannya untuk mempelajari, mengingat dan memiliki fungsi pengambilan keputusan yang berbeda dari bagian otak. Berbagai eksperimen menunjukkan tanda-tanda jantung mengirimkan sinyal yang mempengaruhi otak dalam menjalankan fungsi luhur otak yang berpusat pada persepsi, cara berpikir dan mengolah emosi (Ahmada Consulting, 2012).
Jantung mengkomunikasikan informasi, ke otak dan seluruh tubuh melalui interaksi medan elektromagnetik. Jantung, menghasilkan ritme medan elektromagnetik yang jauh lebih powerful dan luas. Dibandingkan dengan medan elektromagnetik yang dihasilkan otak, komponen elektrikal di jantung 60 kali lebih besar dalam amplitudo dan menembus setiap sel di seluruh tubuh. Komponennya 5000 kali lebih kuat daripada otak. Aktivitas gelombang ini dapat dideteksi dengan alat magnetometer yang sensitif dalam radius sekitar 2,5 meter dari tubuh. Sebuah studi memperjelas kondisi ini, bahwa kondisi perasan seseorang dikomunikasikan ke seluruh tubuh melalui gelombang elektromagnetik. Ada sebuah bagian medan energi seluas 2,5 cm di jantung, yang dideteksi sebagai pusat gelombang elektromagnetik tersebut (Ahmada Consulting, 2012).
Jantung, penulis duga, berperan sebagai alat pencampur (mixer) frekuensi dari qelombang pembawa (carrier) nya yang adalah gelombang bioelektromagnetik yang dimunculkan oleh darah yang bersifat magnetis dan gelombang yang dimunculkan oleh kehedak yang dicampur dalam jantung (Gambar1). Ini mirip cara kerja mixer gelombang radio. Gelombang pembawa (darah) dicampur dengan gelombang kehendak menjadi pengurangan frekuensi atau penjumlahan frekuensi dari keduanya. Proses ini terjadi di dalam jantung. Sebagai contoh, gelombang pembawa sebesar 7 MHz dicampur dengan gelombang suara setelah menjadi IF, misalnya 0,455 MHz, setetah dicampur, akan muncul frekuensi 6.545 MHz dan 7.455 MHz yang dapat diterima oleh stasiun penerima. Begitu juga frekuensi pembawa (darah terpolarisasi) dan kehendak dicampur di jantung. Setelah itu, salah satu frekuensi yang muncul dikuatkan menjadi berimbas keluar karena kuat signalnya. "Everything is energy and that's all there is to it. Match the frequency of the reality you want and you cannot help but get that reality. It can be no other way. This is not philosophy. This is physics" Albert Einstein. Kehendak juga energi yang bervibrasi pada frekuensi tertentu. Jadi, implikasi praktisnya, dengan latihan yang rutin, kehendak yang kuat dan konsentrasi, kita akan memperoleh manfaatnya.
'
Gambar 1. Bagan hipotetik pengirim dan penerima dalam tubuh manusia
Dari segi jiwa,
Sinar putih dengan 10 macam dasar pokok, menggembleng dirinya untuk mrmiliki
hati yang selamat. Bersumber dari hati yang sehat, dipompakan melalui peredaran darah dari dan ke jantung
yang sehat, raga akan menjadi sehat. Insya Allah, kita selamat melalui belajar beladiri sinar putih. 10 Macam Dasar Pokok:1) Serahkan diri kita kepada Allah, resapkan : a) Aku adalah milikNya, semua yang ada ini adalah milikNya, kehendakNya semua ini terjadi. b) Rasakanlah Allah ada dimana-mana, lihatlah kekuasaanNya. 2) Jangan mengembangkan kebiasaan buruk. 3) Ingatlah kematian datang setiap waktu. 4) Jangan menyinggung perasaan orang lain. 5) Jauhkan diri kita dari pergaulan dengan orang-orang busuk, tetapi bergaullah dengan orang-orang baik. 6) Berikan kepada orang lain sebagian dari penghasilan kita. 7) Makanlah yang halal, cegah yang haram. 8) a. Berkatalah yang benar. b. Kembangkan kesabaran. 9) Jangan berangan-angan. 10) Kalau kita bekerja sesuaikan, camkanlah aku mengerjakan ini hanya untuk Allah.
Pustaka
Ahmada Consulting. 2012. Jangan Sampai Sakit Hati (atau Jantung?). http://www.uniform.web.id/articles-news/20-jangan-sampai-sakit-hati-atau-jantung.html
Effendi, N. 2012. Terminologi Hati Dalam Pandangan Islam. http://www.novieffendi.com/2012/02/terminologi-hati-dalam-pandangan-islam.html
Hendrajaya,
L. 2012. MEMAHAMI-TENAGA-DALAM-SINAR-PUTIH-SEBAGAI-TENAGA MEDAN-BIOMAGNETIK-DAN-BIO-ELEKTROMAGNETIK
http://www.jpowerpoint.com/MEMAHAMI-TENAGA-DALAM-SINAR-PUTIH-SEBAGAI-TENAGA-MEDAN-BIOMAGNETIK-DAN-BIO-ELEKTROMAGNETIK--PPT.html#
Musra, A.M.S (2010). TERMINOLOGI HATI DITINJAU DARI SUDUT PANDANG ISLAM.
http://dzikra.com/terminologi-hati-dalam-pandangan-islam-bagian-1/#_ftnref2
Nasution, A. 2008. Efek tenaga dalam. . http://personal.ftsl.itb.ac.id/amrinsyah/files/2008/08/
etd_4.pdf
Utami, R. 2012. Hati yang sehat, sakit dan mati. http://safirasafitriaulia.blogspot.com/2012/01/hati- yang-sehat-sakit-dan-mati.html